Pelajar Papua Gelar Aksi Tolak Program Makan Gratis, Prioritaskan Pendidikan

Ratusan siswa di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, pada Senin (17/2/2025) mengadakan demonstrasi menolak kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah pusat.
Para peserta aksi menyatakan bahwa mereka lebih membutuhkan akses pendidikan gratis serta fasilitas sekolah yang memadai dibandingkan dengan bantuan makanan gratis.
Aksi ini menarik perhatian berbagai kalangan. Para pelajar membawa spanduk bertuliskan "Kami Tolak MBG, Kami Pilih Pendidikan Gratis!" sebagai bentuk penolakan mereka.
Koordinator aksi, Ochep Youw, mengungkapkan bahwa keberatan terhadap program makanan gratis ini tidak hanya terjadi di Dogiyai, tetapi juga di berbagai wilayah lain di Papua.
"Hari ini, para pelajar yang tergabung dalam Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) dari enam provinsi dan delapan kota turun ke jalan untuk menyampaikan tuntutan kami. Kami menolak program MBG dan mendesak agar pendidikan dapat digratiskan," katanya.
Aksi unjuk rasa ini berlangsung secara serentak di beberapa daerah, termasuk Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Mimika.
Berikut beberapa tuntutan yang diajukan oleh Solidaritas Pelajar West Papua:
-
Menolak program Makan Bergizi Gratis di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK di Papua.
-
Mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi kebijakan MBG dan mengalokasikan anggaran negara untuk pendidikan, termasuk bagi mahasiswa.
-
Mengusulkan agar dana MBG dialihkan untuk pembiayaan pendidikan gratis dan peningkatan sarana sekolah di Papua.
-
Menghentikan distribusi MBG di daerah pedalaman dan wilayah konflik yang melibatkan aparat militer, khususnya TNI.
-
Menghentikan segala bentuk militerisasi di lingkungan sekolah dan institusi pendidikan di Papua.
-
Mengakhiri intimidasi dan tekanan dari aparat keamanan terhadap pelajar yang menolak MBG, baik secara individu maupun dalam aksi demonstrasi.
-
Jika tuntutan ini tidak ditindaklanjuti, para pelajar berencana menggelar aksi lanjutan dengan skala lebih besar di seluruh wilayah Papua.